Selong…(http://lomboktimurkab.go.id) Penggalian batu karang dikawasan Gili Lampu masih banyak ditemukan, ini sangat disayangkan karena berdampak terhadap gili-gili yang ada. “ Memang tidak langsung berdampak, akan tetapi lima sampai sepuluh tahun kedepan abrasi akan menghabiskan gili,” demikian kata M.Fajri Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata kabupaten Lotim.
Penggalian batu karang memang diakui masyarakat sekitar sudah terjadi sejak lama, dan kegiatan tersebut sudah menjadi mata percaharian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.Dari pantuan tim website Lotim saat hunting di obyek-obyek wisata masih banyak perahu-perahu yang mengangkut batu karang. “Setiap harinya 5 sampai 7 perahu pengangkut batu karang dikawasan sekitar gili,” aku Busran juru pungut retribusi penggunjung Gili Bagek. Satu perahu berisi 30-40 karung berisi karang, kalau tidak cepat ditanggulangi akan berakibat fatal,” tambahnya.
Gili Bagek yang merupakan asset daerah perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. Penggalian terumbu karang yang dilakukan masyarakat sekitar dapat mengancam keberadaan gili tersebut. Disatu sisi masyarakat sekitar melakukan penggalian liar untuk menyambung hidup. “ Tidak ada pekerjaan yang lain kami kerjakan selain menggali terumbu karang,untuk menyambung hidup,” kata amaq Maat warga Padak.
Pemerintah daerah dalam hal ini harus melakukan jurus jitu, dengan merubah mata pencaharian masyarakat dari pengambilan terumbu karang ke pertanian dan perdagangan,” demikian kata Ir.Hariyadi Surenggana kepala Dinas Perikanan dan Kelautan. Sementara itu untuk mengatasi terumbu karang yang sudah rusak, diperlukan upaya untuk rahabilitasi dengan membuatkan terumbu karang buatan di daerah-daerah pantai yang dianggap sudah rusak terumbu karangnya
Penggalian batu karang memang diakui masyarakat sekitar sudah terjadi sejak lama, dan kegiatan tersebut sudah menjadi mata percaharian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.Dari pantuan tim website Lotim saat hunting di obyek-obyek wisata masih banyak perahu-perahu yang mengangkut batu karang. “Setiap harinya 5 sampai 7 perahu pengangkut batu karang dikawasan sekitar gili,” aku Busran juru pungut retribusi penggunjung Gili Bagek. Satu perahu berisi 30-40 karung berisi karang, kalau tidak cepat ditanggulangi akan berakibat fatal,” tambahnya.
Gili Bagek yang merupakan asset daerah perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. Penggalian terumbu karang yang dilakukan masyarakat sekitar dapat mengancam keberadaan gili tersebut. Disatu sisi masyarakat sekitar melakukan penggalian liar untuk menyambung hidup. “ Tidak ada pekerjaan yang lain kami kerjakan selain menggali terumbu karang,untuk menyambung hidup,” kata amaq Maat warga Padak.
Pemerintah daerah dalam hal ini harus melakukan jurus jitu, dengan merubah mata pencaharian masyarakat dari pengambilan terumbu karang ke pertanian dan perdagangan,” demikian kata Ir.Hariyadi Surenggana kepala Dinas Perikanan dan Kelautan. Sementara itu untuk mengatasi terumbu karang yang sudah rusak, diperlukan upaya untuk rahabilitasi dengan membuatkan terumbu karang buatan di daerah-daerah pantai yang dianggap sudah rusak terumbu karangnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar